Cerita Sex di perkosa Istriku Yang Di Perkosa Di Hotel,
- Home
- Pemerkosaan
- Cerita Sex di perkosa Istriku Yang Di Perkosa Di Hotel,
Cersex – Cerita Sex di perkosa Istriku Yang Di Perkosa Di Hotel, Beban Pekerjaan dan pikiran sumpek membuat Dony ( 40 ), yang menjabat sebagai kepala jawatan di sebuah daerah kabupaten yang lumayan maju, memutuskan untuk mengajak Rere (35), istrinya bersama dua anak mereka Raffi dan Roni kembar yang berumur 10 tahun berlubur ke daerah wisata di luar kota selama seminggu. Dua hari menginap di hotel B di kawasan wisata pantai membuat keluarga Dony sejenak melupakan kota yang ramai.
Disana setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama, berenang, latihan diving, serta mengabadikan kegembiraan mereka sekeluarga menggunakan hp kamera dan handycam. Namun di hari ketiga. Rere merasa kecapean dan tidak ikut suami dan dua anaknya berpergian. Ia lebih memilih diam di kamar hotel untuk istirahat. Pagi-pagi Dony, Raffi dan Roni sudah pergi untuk menikmati indahnya pulau-pulau kecil di seskitar daerah wisata itu yang harus ditempuh dengan menyebrang perahu boat selama setengah hari
Ya sudah mama tinggal saja di hotel istirahat.mungkin besok kita sudah balik,” ucap Dony saat ingin pergi
Dia tahu benar tenaga istrinya kurang fit jika harus menyebrang pakai boat. Roni dan Raffi mencium pipi mamanya sebelum pergi. Hotel B tempat mereka menginap jauh dari pemukiman penduduk. Tempatnya memang sangat nyaman untuk berlibur menghilangkan rasa bosan dengan ranting pepohonan di sekitar hotel dan pemandangan pantai yang alami serta berpasir putih. Cuma keluarga Dony datang kesana ketika bukan musim liburan dan suasana hotel memang sedang sangat sunyi tamunya..
ini juga yang membuat pemilik hotel memperlakukan keluarga Dony secara special supaya mau menginap lebih lama di sana. Karena mereka menyewa dua kamar, satu untuk mereka dan satunya lagi untuk anak anak. Rere bangun sekitar jam 11.30 siang badannta sudah lebih segar dengan beristirahat dengan cukup ia lalu mandi dan menyantap sarapan yang diantar daritadi pagi.
Rere termasuk wanita yang cantik di usia ke 30 tahun tubuhnya semakin menggairahkan dari segi seksual. Payudaranya berukuran 38 B dan tubuhnya tinggi montok berisi dengan pantat yang sangat sexy di balut kulit putih bersih.
banyak yang bilang mukanya dan bentuk tubuhnya seperti artis Syahrini. Setelah menikmati sarapannya Rere mencoba rileks di sofa sambil menonton Televisi. Rere memakai kaos oblong berwarna merah dan celana pendek longgar supaya lebih nyaman.
Film kuliner di televisi nyaris membuat Rere yang terbaring di sofa tertidur lagi namun ketukan pintu kamar menyadarkannya. Fauzi ( 35 ) dan Rudi ( 23) dua orang petugas hotel itu berdiri di depan pintu saat Rere membukanya
“Maaf mengganggu bu” ucap Fauzi dengan ramah. Rudi berdiri di belakang fauzi.
“Oh tidak apa, ada apa ya?” tanya Rere
“Tadi pagi kami dipesan pak Dony disuruh memeriksa disini, Katanya ada gangguan kerusakan di shower dan saluran pembuangannya?,” jawab Fauzi
Fauzu pun langsung mengenalkan diri kalau dia dan rudi merupakan petugas hotel yang bertanggung jawab apabila ada keluhan kerusakan fasilitas hotel.
“Ehm oh iya tadi sempat kesini ya? Maaf saya bangunnya kesiangan, Mari silahkan masuk pak,” Rere baru ingat tadi pagi sempat marah – marah karena kerusakan di kamar mandi hotel.
Rere mempersilahkan kedua petugas hotel itu masuk. Tidak menyangka saat itulah niat busuk kedua petugas hotel dan peluang yang tersedia ketika Rere seorang diri membuat Rere dierkosa di kamar sewaan nya
“Tadi pagi kami dipesan pak Dony, disuruh memeriksa kemari, katanya ada gangguan kerusakan di shower dan saluran pembuangannya?,” jawab Fauzi.
Fauzi lalu mengenalkan diri kalau ia dan Rudi merupakan petugas hotel yang bertanggungjawab jika ada keluhan kerusakan fasilitas hotel.
“Ehm.., oh iya. Tadi sempat ke sini ya? Maaf ya saya bangunnya siangan.. ayo silahkan masuk pak,” Rere baru ingat tadi pagi sempat ngomel-ngomel karena kerusakan di kamar mandi hotel.
Rere menyilakan dua petugas hotel itu masuk. Tak disangka saat itulah niat bejat dua petugas hotel dan kesempatan yang tersedia di saat Rere seorang diri, membuat Rere diperkosa di kamar sewaan keluarganya.
Pengakuan Rere:
Dony, suami Rere bersama anak mereka, Roni dan Raffi kembali ke Hotel N dua hari kemudian setelah menikmati keindahan pulau-pulau kecil di seberang kawasan pariwisata itu. Malam hari setelah Roni dan Raffi masuk ke kamar mereka dan tidur, Dony mencari tahu apa penyebab istrinya bermuram muka sejak mereka kembali ke Hotel.
“Mama masih sakit ya?, kok diam terus dari tadi,” tanyanya pada Rere.
“Nggak papa, mama sudah sehat. Tapi selama papa dan anak-anak pergi….,” Rere tak melanjutkan ceritanya. Ia tengkurap di ranjang dengan raut sedih, sementara Dony dengan sabar menunggu jawaban istrinya itu.
“Ayo teruskan mama, ada apa sebenarnya?,” Dony penasaran.
“Mama diperkosa pa…mama diperkosa oleh dua petugas hotel ini…dan sekarang mereka sudah kabur,” isak Rere menjadi-jadi.
Rere pun menceritakan bagaimana dua petugas hotel itu datang ke kamar untuk memperbaiki shower. Namun saat kamar tertutup, mereka meringkus Rere dan mengikatnya. Mulutnya disumpal kain dan matanya juga ditutup ikatan sapu tangan. Lalu, mereka memperkosa Rere berkali-kali.
“Apa..??,” Dony terkejut bukan main mendengar istri tercintanya digauli secara paksa oleh dua petugas hotel. Ia berusaha menghibur Rere agar tidak trauma, dan berjanji segera melaporkan kejadian itu ke kantor polisi esok harinya.
Rekaman Handycam
Dony sangat terpukul mendengar cerita istrinya. Setelah menenangkan Rere dan membiarkan ia terlelap, Dony kemudian keluar kamar hotel menuju tepian pantai untuk menyepi sambil merencanakan melaporkan masalah tersebut esok paginya. Tapi, sebelum keluar kamar Dony menemukan handycam milik Roni, anaknya tergeletak di dekat pintu kamar hotel. filmbokepjepang.com Handycam itu tidak dibawa ketika Dony bersama dua anaknya melancong ke pulau–pulau kecil dua hari lalu. Ia lalu memungut handycam itu dan membawanya keluar.
Di tepi pantai yang sunyi itu, Dony melamun panjang memikirkan nasib keluarganya. Pergi berlibur untuk melepaskan beban dari himpitan kerja dan hiruk pikuk kota, justru membawa problem yang sangat berat dan aib. Tangannya iseng menghidupkan handycam untuk mengambil gambar bintang di langit malam itu. Namun niat ia urungkan karena pita kaset ternyata penuh. Penasaran, Dony kemudian merewind kaset dan memutarnya untuk melihat isinya.
Mata Dony terbelalak saat rekaman handycam tertayang di LCD handycam. Ternyata isinya yaitu adegan pemerkosaan yang menimpa Rere, istrinya. Rere dalam keadaan terikat, masing-masing tangannya diikat di pojok sisi ranjang membuat posisi Rere terlentang dengan kaki terbuka.
Ia hanya mengenakan celana dalam dan bra berwarna biru muda, sementara mata dan mulutnya tertutup erat dengan ikatan sapu tangan. Tubuh Rere yang putih mulus meronta-ronta di atas ranjang seolah menuntut dilepaskan. Suaranya hanya ehmmm…ehmmm… seperti berteriak, tapi tak bisa lepas karena mulutnya tersumbat.
“Ha.. ha.. ha.. ini dia.. tante girang yang sudah nggak tahan di atas ranjang,” suara seorang pria terdengar dalam rekaman itu.
Dony mengenal suara itu, ya suara itu tak lain dari Rudi, bujangan petugas hotel. Nampaknya ia yang memegang handycam dan mengambil gambar Rere di ranjang.
“Eng.. ing.. eng… ini dia gigolonya…,” kata Rudi, di saat yang sama muncul gambar Fauzi petugas hotel lainnya.
Fauzi hanya menggunakan kolor putih, di baliknya nampa penisnya yang mulai menonjol tegang. Fauzi menyeringai di kamera sambil lidahnya menjilati bibir sendiri seakan hendak menyantap makanan lezat.
Fauzi naik ke ranjang di mana Rere terikat. Ia berlutut di antara kaki Rere sambil tanganya mulai mengusapi kaki mulus Rere. Rere memberontak meronta-ronta, teriakan tertahan terdengar keras.
“Eit.. eit… percuma tante… lebih baik tante nikmati saja, ketimbang melawan ntar malah sakit lho.. he..he..he..,” ejek Fauzi dengan seringai mesumnya.
Fauzi terus meraba Rere mulai dari kaki, paha, perut, dan kini tangannya mulai menjalar ke payudara Rere yang masih terbungkus bra. Rere terus meronta berusaha melawan, tetapi percuma karena ikatan di tangan dan kakinya sangat kuat menggunakan tali plastik jemuran, semakin kuat ia meronta justru membuatnya semakin sakit pada pergelangannya.
“Kurang aj”, pikir Dony saat menyaksikan adegan itu di handycam, tubuhnya bergetar menahan amarah.
Rasanya ia ingin sekali menemukan petugas hotel itu dan menghajarnya habis-habisan. Dony melanjutkan menyaksikan adegan di LCD handycam, kini tangan Fauzi mencabik paksa bra istrinya itu hinga tanggal. Payudara montok Rere sampai tergoncang-goncang. Pemandangan itu membuat Fauzi makin bernafsu dan seketika bibirnya mulai menjelajahi payudara Rere, bergantian, satu dihisap satu diremas-remas.
“Ehmmhhkk… ehmhkkk…jangan!!” Rere terus meronta berusaha melawan, tapi Fauzi tak peduli dan terus melakukan aksinya menikmati payudara wanita cantik itu.
“Eihh.. tenang aja tante.. nanti juga wenak..,” kata Fauzi sambil tanganya memberi kode ke kamera agar mendekat.
“Waduh.. ini bayi tua lagi netek nih…, cucu mamah gede sih,” suara Rudi terdengar dalam rekaman, sementara adegan itu diclose-up, nampak jelas bagaimana lidah Fauzi bermain di putting susu Rere, sesekali dihisap dengan keras, lalu dijilati lagi pelan perlahan.
Handycam di tangan Rudi juga merekam jelas bagaimana putting susu Rere perlahan-lahan mengeras setelah menerima jilatan dan hisapan Fauzi.
Handycam kemudian diarahkan Rudi ke bagian bawah, merekam tangan kiri Fauzi yang mulai menggerayangi CD Rere. Gambar kkembali diclose-up, pinggul Rere bergerak kencang berusaha menghindari sentuhan Fauzi, namun percuma. Jemari-jemari kekar Fauzi mulai menyusup ke balik CD dan menggelitik klitoris Rere, sementara di bagian atas yang tak terekam kamera bisa dipastikan Fauzi makin bergairah menghisapi susu Rere. Rudi menjauh dan mengambil gambar utuh. Fauzi bergerak membuka penutup mata Rere, lalu ia mencabik CD Rere dan menjilatinya beberapa kali.
“Ha.. ha.. ha.. sudah kubilang, tante pasti suka. Ini buktinya cairan memeknya sudah mulai netes. Makanya jangan melawan ya,” Fauzi menghisap celana dalam Rere di bagian tengah yang ada bercak basahnya, lalu menghempasnya ke arah kamera.
Rudi mengclose-up wajah Rere. Mata Rere melotot marah dan mulutnya yang masih tertutup ikatan sapu tangan mengeluarkan suara tertahan seperti membentak protes.
“Waduh.. si tante makin galak makin seksi nih.. ayo embat aja kang.., ntar gantian kita.., ” suara Rudi menyemangati Fauzi.
“Santai aja Rud.. makin galak makin asyik rasanya. Sekarang kita lihat masih galak nggak kalau itilnya diisapin…. Ayo ke siniin kameranya biar lebih jelas gambarnya,”
Fauzi meremas susu Rere dan menjawil dagunya, Rere semakin marah, lalu Salam mengarahkan kepalanya ke selangkangan Rere. Handycam di tangan Rudi mendekat ke selangkangan Rere. Jemari Fauzi membelai-belai vagina Rere yang sudah telanjang penuh, sementara Rere tetap berusaha melawan dan meronta-ronta. Bibir vagina Rere direngkah dua jemari Fauzi hingga terbuka, warnanya merah muda dan mulai basah lantaran klitorisnya dimainkan jemari Fauzi.
“Ini itil namanya frend.. semakin digosok, tante makin kenikmatan… nggak tahan.. ha ha ha…,”suara Fauzi bergairah, sementara gambar di LCD menunjukkan jempolnya menekan dan menguyak klitoris Rere.
Bibir Fauzi kemudian mendekat ke vagina Rere, lidahnya mulai menjulur menjilati klitorisnya. Telapak tangannya menekan bagian atas vagina Rere yang ditumbuhi bulu halus tercukur rapi.
“Hmmm.. sedep bener nih tante. Wangi…nggak ada bau terasinya memeknya nih, ga seperti di gang itu…he he. Rud kau suting mukanya tante pas aku mainin itilnya ya..,” Fauzi kembali menjilati memek Rere, kali ini sambil dihisap-hisap.
Rudi mereka ekspresi Rere. Matanya kini terpejam dan mulutnya yang tersumpal masih berusaha teriak, namun tubuhnya sudah lemah tak mampu meronta lagi. Tenaga Rere sudah terkuras karena berusaha melawan ikatan di tangan dan kaki.
“Ehmmhh.. ehmmmhhpp.,” suara Rere melemas juga, rontanya justru menjadi gemulai membuat Fauzi semakin nafsu menghisap vaginanya. Jilatan-jilatan lidah Fauzi di memek Rere membuat pikirannya bercabang. Ia mulai merasakan kenikmatan yang tak mungkin dihindari, secara naluriah ia jelas sangat menikmatinya, tetapi secara moral, bagaimanapun ini perkosaan, apakah pantas ia menikmatinya?
“Ehmm.. kenapa tante? Nikmat ya?,” ucap Rudi bertanya sambil wajah Rere di close-up. Rere melotot sambil berusaha mengangkat kepalanya, ia berusaha berteriak lagi, memprotes gambarnya direkam Rudi.
Dony semakin marah melihat adegan itu. Dalam hatinya ia menaruh dendam membara kepada Fauzi dan Rudi yang mengerjai istrinya. Namun adegan demi adegan yang dilihatnya di layar LCD handycam juga membuatnya semakin penasaran.
Rudi tiba-tiba melepaskan sapu tangan penutup bibir Rere. Tapi Rere justru terpejam dan tak mengeluarkan sepatah kata pun, apalagi teriakan.
“Ayo tante.. mau marah apa? Mau ngomong apa.. ayo teriak lagi?,” suara Rudi meledek Rere.
“Ehmm.. jangan… amphuunnn.. jangan disuting… amphunnn,” suara Rere memelas dengan nafas yang mulai berat dan mulai terangsang.
“Ampun kenapa tante..?,” suara Rudi kembali menggoda nya.
“Akhhss.. amphuunnnn.. oughhh… mmpphh..,” mata Rere kembali terpejam, tubuhnya bergetar kaya menahan birahi yang memuncak. Dari LCD handycam, Dony bisa menandai ciri-ciri wajah istrinya mulai dilanda gairah seksual.
Di bagian bawah Fauzi terus menjilati memek Rere, Rudi mengarahkan kameranya di bawah. Kepala Fauzi seakan terbenam di selangkangan Rere, saat di close-up terlihat memek Rere sudah sangat basah dan cairannya terus dijilati dan dihisap Fauzi. Pinggulnya bergoyang mengikuti irama jilatan Fauzi.
“Oughh.. ampphhhuuunnn… akhhsss..,” suara Rere terdengar.
“Nih suting nih.. nah lihat nih.. tante sudah gak tahan mau dientotin nih..,” ucap Fauzi sambil jarinya membuka bibir memek Rere.
Handycam Rudi mengclose-up memek Rere yang terkuak oleh jari Fauzi. nampak sangat jelas dinding memek Rere berkedut-kedut dan nampak dibaluri lendir birahinya sendiri. Fauzi masih menahan memek Rere dengan jarinya, lalu penis Fauzi terekam di kamera sudah tegang mengacung dan mulai mendekati bibir memek Rere.
“Eh Rud.. kau rekam yang lengkap ya.. aku entotin dulu nih tante, ntar kalau aku cabut kontolku.. kau close-up lagi memeknya ya…biar kau lihat bagaimana kalau nih tante puas.. ha ha..,” Fauzi menyeringai.
Fauzi mengambil posisi tepat di tengah kaki Rere, dan perlahan menuntun penisnya ke bibir vagina Rere.
“Amphhuunn.. tolong lepaskan saya.. jangan.. tolong jangan lakukan” Rere memelas pasrah, seakan sadar sesaat lagi ia akan disetubuhi pria lain yang bukan suaminya.
“Nah.. begitu dong.. yang halus.. jangan marah marah kayak tadi hah..!! Ayo sekarang mau apa, mau dilepas?. Rud turuti tante ini, lepas ikatan kakinya Rud, cepat…,” Fauzi tetap pada posisi siap menindih Rere, ujung penisnya sudah menyentuh lubang memek Rere yang merekah.
“Akhhss.. jangan pak.. amphun.. jangan..,” Rere memelas sejadi-jadinya dengan suara serak ketika merasakan benda hangat menempel di lubang memeknya.
Rudi merekam semuanya sambil melepas ikatan di kaki Rere. Dari posisi itu terlihat jelas penis Fauzi sudah menempel di bibir vagina Rere.
“Sudah siap tanthee.. ouh.. sudah siap kubawa ke alam nikmathhh.. ahh..,” Fauzi menindih tubuh Rere dan memegang kedua pipi Rere agar wajah Rere menghadap ke wajahnya. Pinggulnya mulai ditekan membuat kepala penisnya menembus bibir vagina Rere.
“Ngghhh… amphuunnn.. jangahhnnn…tolong janganhhh… engghhhmmm… ouuhhhhggghhh… akhhhssss,” suara Rere yang memelas berubah menjadi desahan tak tertahan saat Fauzi mulai memasukkan penis ke vaginanya dan mulai memompa keluar masuk.
Dony melihat bagaimana tubuh mulus istrinya menggelinjang setiap sentakan pinggul Fauzi terjadi. Rere mendesah tak karuan ditindih tubuh Fauzi yang kekar. Perawakan Fauzi agak pendek, penisnya juga lebih pendek dari punya Dony. Namun penis hitam Fauzi jauh lebih gemuk dan lebih besar dari punya Dony. Rudi mengclose-up bagian yang sedang intim itu. Bibir vagina Rere sampai monyong-monyong didera penis Fauzi. Fauzi menghentak pinggulnya semakin cepat semakin keras.
“Akhhss… ouhhh.. ahhhh… sssttt…ughhh…,” Rere terpejam sambil mendesah menahan nikmat, ia tak sadar wajahnya yang bersemu kemerahan karena terangsang sedang diclose-up oleh Rudi.
Rudi kemudian menjauh mengambil gambar lengkap. LCD handycam yang dilihat Dony menampakkan bagaimana kaki mulus Rere sekarang malah merangkul pinggul Fauzi yang semakin cepat memacunya, nafasnya terdengar keras memburu. Desahan Rere juga semakin keras, dan kepalanya bergerak ke kanan-kiri.
“Ougghhh… argghhh… huh… nikmat sekalih tubuhmuuhh tannteehhh… ouhhh.. aaahhhhhkkkk…ouhhh nikhhhmmaaathhhh….,” Fauzi mencabut penisnya dan berlutut di hadapan Rere dengan kepala menengadah dan tubuh bergetar, sesaat kemudian penisnya menyemburkan sperma sampai ke perut Rere. Fauzi mencapai puncaknya.
“Waduh.. akang ini belum apa-apa tuh udah ngecrot kemana-mana spermanya.., sini gantian.. biar saya ambil alih memuskan si tante” Rudi bergegas naik ranjang menggantikan posisi Fauzi.
Rekaman di handycam sempat goyang menampilkan gambar lantai, cermin rias, dan langit-langit kamar. Sekarang Fauzi yang merekam gambar, sedangkan Rudi sudah bugil menindih tubuh Rere. Penis Rudi sangat kekar, panjang dan besar. Kotak-kotak kekar di perut Rudi menggambarkan keperkasaan, ia memang perenang tangguh di kawasan wisata itu.
“Sudahhh… amphuunnn… jangan lagihh.. amphunnnhhh…,” pinggul Rere bergerak ingin menghindari penis Rudi yang sudah mengarah ke vaginanya, tapi percuma karena kedua tangannya masih terikat membuat posisinya tertahan terlentang.
“Tenang tante sayang.. kan masih tanggung tadi.. sekarang saya kasih biar tante puas..,” Rudi tiba-tiba menindih Rere, ia melumat bibir ranum Rere, meremas payudaranya, dan mulai menggenjot penisnya keluar masuk ke memek wanita cantik beranak dua itu. Rere mulai mendesah, gerakan Rudi membuat ia kembali terangsang hebat setelah puncak klimaksnya hampir sampai bersama Fauzi tadi.
Dony melihat dari layar LCD bagaimana istrinya mulai hilang kontrol dan tak menyadari sedang berhubungan intim dengan lelaki lain yang memperkosanya. Rere terpejam dengan bibir terus dilumat Rudi, malah Rere terlihat membalas lumatan-lumatan Rudi, nafas mereka sama-sama memburu bercampur desahan.
“Goyang yang keras Rud.. si tante dah mau sampai puncak tuh…,” suara Fauzi terdengar
Sementara gambar di close-up ke wajah Rere dan Rudi yang berpagutan bibir. Rudi menggocok semakin kencang, kaki Rere merangkul pinggul Rudi seakan ingin hantaman yang lebih dalam di vaginanya. Dalam hati Dony bercampur berbagai macam perasaan, marah, cemburu, sedih, juga terangsang sampai tangannya bergetar memegangi handycam itu
“Oughh… ghimmana tanntehhh… enakkhhhss…??,” Rudi melepas pagutannya dan terus menggenjot Rere sambil mengeluarkan obrolan nakal
Nampak ludah mereka saling berpaut saat bibir mereka berpisah. Rere semakin lepas kendali di saat puncak kenikmatan nyaris dirasakannya di bawah himpitan tubuh Rudi yang kekar.
“Gimana tanthee… jawabbbhhh aghhh…,”
“Ngghhhmm ahhsss….,” Rere mendesis. Rudi menggenjotnya lebih keras, dan terus meluncurkan pertanyaan mengejek pada Rere.
“Akhhss.. amphunnn… ahhhsss enakhhhmaaass.. sssttt..,”
“Apa tanthe??? Yang keras bilang…,”
“Ughhh… ssstnnikkhhmmmaatt… ssshhh aaahhh… ihhh…,”
“Enakh digoyanghhh… ayo bilang…,” Rudi terus memancing Rere.
Rere menggelinjang kenikmatan dengan nafas semakin besar memburu. Peluh mereka bercampur menetes. Rere dapat merasakan urat-urat penis Rudi yang menonjol itu bergesekan dengan dinding vaginanya. Benda panjang itu demikian keras dan perkasa hingga mampu memabukkanya dalam birahi, sebuah sensasi yang belum pernah dia dapatkan dari suaminya sekalipun.
“Apanya yang nikmat tantehh? Apanya hah? Ngomong yang jelas!”
“Ssttt.. ahhgg.. konthhh… tholll… assttt oughhh…,” Rere menjawab refleks di luar kendalinya.
“Yahhkk begithuu tannthee… akhhhsss… nihhhh.. ouh…memekmu juga enakhh loh” Rudi semakin liar menggenjot Rere.
Kini kaki kanan Rere diangkat ke bahunya lalu dengan posisi itu Rere kembali dihajarnya. Ia terus menyetubuhi wanita itu sambil tangan satunya meremasi payudaranya yang montok.
“Hajar terus Di!” terdengar suara Fauzi yang sedang mengambil gambar menyemangati temannya.
“Tanhtee enakhh diapainnn hahh..??,” Rudi memacu penisnya semakin cepat, ia mulai merasakan kedutan dari dinding vagina Rere menandakan Rere hampir klimaks.
Fauzi mengclose up lagi wajah Rere yang terpejam, sementara Rudimenggenjot Rere sambil terus bertanya nakal. Fauzi berusaha melepaskan ikatan tangan Rere sambil terus merekam pertempuran ranjang itu.
“Aghh.. dihennntoothhinnhh aaakhhsss… ahhh. Amphunnnn uhhh enthooottt… akhhhsss ouhhh.. sssttt enghhhmmm,”desah Rere.
“Diperkosa ini tanthee.. enakhss diperkosaaa..??,”
“Yeahhh… akhhsss eeehhhnnn…naaakkhhh.. perkohhssaa…aahhhsss…,” Rere menceracau mengukuti pertanyaan Rudi.
Tangan Rere yang sudah lepas dari ikatan bukannya mendorong tubuh Rudi tapi justru merangkul leher Rudi dan meremasi rambut Rudi dari belakang. Dari LCD handycam di tangannya, Dony melihat istrinya sudah mencapai klimaksnya, suara Rere terdengar sangat menggairahkan saat itu.
Tanpa sadar penis Dony mulai tegang, sungguh tak disangka, istrinya terlihat begitu menikmati hubungan badan dengan pria pemerkosanya dibanding dengan dirinya. Sungguh sebuah ironi tapi tanpa anehnya Dony malah terangsang menyaksikan rekaman perkosaan istrinya itu
“Ayooo.. tante.. ahhh.. ayohh…,” Rudi juga hampir mencapai klimaks, secara maksimal tenaganya dipacu menggoyang Rere.
Tubuh Rere mulai bergetar hebat dan kakinya seperti kejang merangkul pinggul Rudi yang terus bergoyang di atas tubuhnya.
“Akkhsss.. ahhhh… ammphuuunnnnhhhh… ssttttt akkhhhsssss…. Mmmmphhhmmmm… emmphhhhpppp,” pertahanan Rere akhirnya bobol, tubuhnya seakan kejang, tangannya menarik rambut Rudi, dan kepalanya terangkat meraih wajah pria itu. Saat klimaksnya membludak, Rere justru melumat bibir Rudi, memeluk Rudi kuat-kuat, melepaskan kedutan-kedutan nikmatnya.
“Akhhh… ouhh.. yeahhh.. yeahhhh… ouhhh… yeaaahhhhh…,” Rudi melenguh kejang melepas lumatan Rere. Rudi juga mencapai klimaksnya sambil memeluk erat tubuh Rere, mereka berpelukan erat dan saling menekan kenikmatan di vital mereka secara bersamaan, lalu lemas beberapa saat kemudian.
Fauzi mengclose-up bagian vital itu, perlahan Rudi mencabut penisnya. Air sperma Rudi terhujam di dalam vagina Rere perlahan menembus keluar meleles di bibir vagina Rere. Rudi berbaring di sisi Rere, sementara Fauzi mengangkangkan kaki Rere dan menguak vagina Rere dengan tangan kirinya, tanga kanannya mereka close up vagina Rere. Dony melihat vagina Rere masih berkedut-kedut.
Selanjutnya tampak kamera diatur sedemikian rupa sehingga mengarah ke tengah ranjang, kemudian Fauzi nampak di layar menghampiri Rere. Kini kedua pria itu menggarap Rere secara threesome, Rudi duduk selonjoran sambil bersandar pada kepala ranjang dengan penisnya dikulum oleh Rere, sementara dari belakangnya Fauzi menyetubuhinya daalam posisi doggie. Sesekali tangan Fauzi menepuk pantat Rere yang semok itu.
Tiap sodokan penisnya mendorong keluar sperma Rudi meleleh di bibir vagina wanita itu. Gambar di handycam kemudian terputus dan menampakkan Rere yang tertidur pulas di ranjang, bugil tanpa ikatan, pada bibirnya masih berbekas cipratan sperma.
“Ya beginilah kondisi nyonya sombong yang sudah kami perkosa sampai puas.. diperkosa malah kenikmatan dia sampe tidur ngorok ha.. ha.. ha..,” suara Fauzi terdengar.
“Ini dia film bokep made in Indonesia asli, tidak ada rekayasa dalam pembuatan film ini” suara Rudi menimpali.
Rudi dan Fauzi terus mengeksplore tubuh telanjang Rere sambil berkomentar. Dari komentar mereka Dony tahu kalau mereka nekad memperkosa Rere karena Rere menyinggung perasaan mereka. Waktu hendak membenahi shower dan kamar mandi, Rere sempat melontarkan kata-kata menyuruh mereka berdua cepat selesaikan pekerjaannya karena Rere tak tahan bau badan mereka.
Tangan Dony luruh dan handycam hampir jatuh. Pikirannya kacau setelah melihat rekaman pemerkosaan terhadapa istrinya itu. Bukankah Rere akhirnya menikmati juga?, bagaimana mungkin ini dilaporkan ke polisi?, akan lebih menjadi aib jika nantinya dua pelakunya membeberkan ini suka sama suka. Dony berteriak sejadi-jadinya, lalu kembali ke kamar hotel. Setelah memastikan anak-anak sudah tidur lelap, ia menggauli Rere secara brutal membayangkan memperkosa istrinya sendiri.
TAMAT,,,,,,,,,,,,,,,,,,,